PEMUDA DAN SOSIALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
BAB II
ISI
1. INTERNALISASI
BELAJAR DAN SPESIALISASI
A. PENGERTIAN PEMUDAPemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
B. PENGERTIAN SOSIALISASI
Sosialisasi merupakan proses belajar seseorang menuju pembentukan kepribadian melalui pemahaman mengenai kesadaran terhadap peran diri yang dijalankan dan peran yang dijalankan orang lain. Sosialisasi juga dapat dimaknai sebagai suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (tradisi, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan kemudian meluas pada masyarakat luas, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut, maka individu akan merasa menjadi bagian dari keluarga atau masyarakat.
C. INTERNALISASI, BELAJAR, DAN SOSIALISASI
Internalisasi
adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi
saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa
anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma
;
- Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma
kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
- Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup
kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia
bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai
kedamaian hidup.
D . PROSES SOSIALISASIPengertian Proses Sosialisasi
Pengertian
Proses Sosialisasi Sosialisasi adalah
proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk
biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan fungsinya dengan
tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok. Seorang bayi yang lahir
merupakan organisme yang sangat lemah. Pemenuhan segala kebutuhan fisiknya
bergantung kepada orang dewasa. Namun, sejak saat itu dia mulai berinteraksi
dengan lingkungan dan menyerap banyak hal hingga tumbuh dewasa, dan baru
berakhir setelah dia meninggal. Hal-hal yang diserap meliputi sikap dan nilai,
rasa suka dan tidak suka, rasa senang dan sedih, keinginan dan tujuan hidup,
cara bereaksi terhadap lingkungan, dan pemahaman mengenai segala sesuatu. Semua
itu diperolehnya melalui proses yang disebut sosialisasi. Dalam proses ini,
seseorang juga mengalami internalisasi (mendarah-dagingkan) nilai dan norma
sosial tempat dia hidup, sehingga terbentuklah kepribadiannya. Setiap orang
perlu mempelajari nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam
masyarakatnya. Semua itu diperlukan untuk mendewasakan diri setiap individu dan
membentuk kepribadiannya. Dengan berbekal kedewasaan pribadi itulah nantinya
seseorang akan dapat memegang peranan di masyarakat. Oleh karena itu,
sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan
untuk dapat memainkan peran sosial di masyarakat.
E. PERANAN SOSIAL MAHASISWA
DAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Masyarakat membutuhkan peran sertapemuda
untuk kemajuan bersama.
Pemuda adalah tulang punggung
masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi
muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat
menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima
perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda.
Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan
peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya
dimotori oleh kaum muda. kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang
kritis terhadap pongahnya kekuasaan.
2. PEMUDA DAN
IDENTITAS
A. POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Pemuda bangsa, identik
dengan generasi penerus. Para pemuda bangsa sekarang ini dituntut mempunyai
kemampuan lebih dan pola pikir yang semakin berkembang. Hal tersebut
dimaksudkan agar para pemuda dapat bersaing ditengah-tengah kompetisi dunia
yang semakin maju dengan pesat. Keadaan ini pula yang mengharuskan
faktor-faktor pendukung seperti lembaga pendidikan dan pengawasan dari pihak
yang lain untuk lebih kritis terhadap perkembangan generasi muda saat ini.
Pola
dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan
nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Yang mempunyai tujuan agar
pihak-pihak yang berkepentingan benar-benar memakai pedoman untuk dapat
mencapai tujuan yang tepat.
Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda memiliki dasar seperti :
1. Pancasila
2. Undang-undang dasar 1945
3. Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Tata nilai ditengah masyarakat
Dalam
hal ini pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut 2 pengertian pokok
yaitu:
a).
generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan yaitu mereka yang
memiliki kemampuan dan dasar untuk dapat mandiri.
b). generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan yaitu mereka yang memerlukan pengembangan untuk mengasah kemampuan dan belum bisa mandiri.
b). generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan yaitu mereka yang memerlukan pengembangan untuk mengasah kemampuan dan belum bisa mandiri.
Dan
beberapa peranan orang terdekat pun sangat memiliki pengaruh untuk mengawasi
setiap perbuatan dan tindakan yang berarah pada tindakan kriminal dan pergaulan
yang negatif.
B. MASALAH-MASALAH GENERASI MUDA DAN POTENSINYA
Baik
buruknya suatu negara bisa tercermin dari perilaku dari warga negara tersebut.
Dan warga dari suatu negara terdiri dari generasi tua yang pernah mengalami
asam manis kehidupan yang harus membimbing generasi muda yang akan mewarisi
negara tersebut. Dan di tangan generasi muda inilah perkembangan suatu bangsa
akan digantungkan. Baik di masa lampau ataupun di masa sekarang tugas generasi
muda selalu sama yaitu untuk mempelajari kesalahan di masa lampau dan
memperbaikinya kemudian membangun negaranya menjadi lebih baik. Tentu semua hal
itu tak lepas dari potensi – potensi yag dimiliki generasi muda dan juga
masalah – masalah yang akan menghambat.
Perbedaan jaman dari Indonesia yang dulu dan sekarang tentu saja menimbulkan
masalah yang berbeda juga pada generasi muda saat ini. Berikut beberapa masalah
yang sering terjadi pada generasi muda di Indonesia saat ini : menurunnya jiwa
idealisme, patriotisme, dan nasionalisme, kekurangpastian terhadap masa
depannya, kurangnya lapangan dan kesempatan kerja yang mengakibatkan
berkurangnya produktivitas nasional yang berdampak pada lambatnya laju
pembangunan nasional, banyaknya pernikahan di bawah umur yang terjadi,
pergaulan bebas yang membahayakan sendi – sendi moral bangsa[1],
dalam menghadapi masalah pemuda saat ini lebih mudah frustasi, seringnya
melakukan tindak anarkis seperti tawuran sebagai wujud dari kemarahan dan
ketidakpuasan, dan kurangnya pengetahuan dan penerapan moral dalam kehidupan[2],
masalah yang paling besar adalah semakin menipisnya pengetahuan tentang jati
diri sebagai generasi muda indonesia.
Generasi muda indonesia saat ini tidak hanya memiliki masalah tapi juga
memiliki potensi yang perlu dikembangkan, misalnya : Idealisme dan daya kritis
(secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga
ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari
gagasan baru.), dinamika dan kreativitas (adanya idealisme pada generasi muda,
menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni
kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan
penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.),
keberanian mengambil resiko (perubahan, pembaharuan, dan pembangunan,
mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko
itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan
pada usaha – usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan
pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu
memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko) optimis dan
kegairahan semangat (kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat.
Yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju
lagi), terdidik (walalupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara
menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun kuantitatif, generasi muda secara
relative lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari
generasi pendahulunya), kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi (generasi muda
dapat berperan secara berbudaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan
teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator dan
dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan
pendidikan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.)[1].
Seorang pemimpin besar seperti Bung Karno (Presiden RI pertama) pernah
mengungkapkan kata – kata tentang besarnya kekuatan pemuda “Berikan aku 100
orang tua, maka akan kupindahkan Mahameru. Tapi berikan aku 10 orang pemuda
maka akan kuguncang dunia.“ seberapa besar kualitas dan kuantitas generasi muda
kita saat ini merupakan cerminan masa depan bangsa[2]. Betapa
besarnya kepercayaan dan harapan para pendahulu pada generasi muda bangsa ini.
Sekarang yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai generasi muda menyikapi
semua ini. Menurutku, masalah yang sering dihadapi generasi muda saat ini
timbul dari ketidakpedulian kita pada bangsa ini entah karena sudah dimanjakan
dengan kemerdekaan dan fasilitas yang mudah didapat sehingga membuat kita
menjadi terlena dan malas untuk memperbaiki dan memperbarui hal yang sudah lapuk
dan usang. Keburukan yang ada di depan mata dianggap hal yang biasa dan memilih
untuk mengabaikannya. Seharusnya sebuah masalah ada untuk meningkatkan kualitas
diri agar menjadi lebih baik dan potensi yang sudah dimiliki sejak lahir harus
dikembangkan agar bisa menjadi alat bantu untuk menyelesaikan masalah yang ad
di depan mata, bukan malah menghindar dan menutup mata agar kelak negara ini
dipenuhi pemuda – pemudi yang dapat mengembangkan dan mengkokohkan posisi
indonesia agar tidak dianggap remeh di mata dunia.
D. TUJUAN POKOK SOSIALISASI- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
3. PERGURUAN DAN
PENDIDIKAN
A. MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDANegara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung dengan itu negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
- PENDIDIKAN
Dengan perkembangan zaman di dunia
pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga
banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi
lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan dan teori pendidikan
yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga
memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk
lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja
berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan
memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa
mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
·
PERGURUAN TINGGI
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.
Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen.Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
C. ALASAN UNTUK BERKESEMPATAN MENGENYAM PENDIDIKAN TINGGI
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya
yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena
berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Internalisasi, belajar, dan spesialisasi tidak dapat dipisahkan. Dapat
dilihat dari seorang pemuda dan/atau mahasiswa harus dapat saling
bersosialisasi dalam kehidupan mereka melalui pembelajaran yang sudah dilakukan
sejak dini.Pemuda dan/atau mahasiswa dapat saling berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang ada dan dapat mengapresiasikan serta merealisasikan apa yang selama ini dipelajari.
Maka dari itu sosialisasi menjadi sangat penting bagi pemuda dan/atau mahasiswa atau individu sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/http://fajarrahmadani.blogspot.com/2011/12/bab-49-cara-mengembangkan-potensi.html
http://inspirasikalanganremaja.blogspot.com/2010/11/internalisasi-belajar-dan-spesialisasi.html
http://iwayanlukman.blogspot.com/2010/11/tugas-isd-ke-4.html
http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/pengertian-definisi-pendidikan-menurut.html
http://sartikaraharjo.blogspot.com/2011/10/pemuda-dan-sosialisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar